KLASIFIKASI TUMBUHAN PAKU
I. Divisi Psilotophyta
A.
Nama spesies : Psilotum nudum atau Paku Purba
B.
Deskripsi : Di Jawa, tumbuh dua psilotum yang dikenal dengan nama
simbar ganyoh ( Psilotum camplanatum ) dan kumpai sapu ( Psilotum nudum ).
Perbedaan keduanya terlihat dari segi kegepengan batang dan cara menempelnya
pada pohon. Jenis kumpai sapu lebih mudah di jumpai di alam daripada simbar
ganyoh. Kumpai sapu tumbuh baik di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi
(pegunungan). Dari contoh herbariumnya dapat disimpulkan bahwa ketinggian
tempat untuk tumbuh paku tersebut berkisar antara 0-1830 m di atas permukaan
laut. Jenis paku ini selain tumbuh menempel pada batang atau sela-sela dahan,
tumbuh pula di atas tanah yang berhumus, di batuan kapur atau tanah berbatu di
sekitar pantai. Di Pulau Aru jenis ini dijumpai menempel pada pohon bakau
dan di P. Handeuleun serta P. Panaitan
tumbuh di daerah pantai pada batuan karang yang sudah tua. Tumbuhnya tidak
hanya di hutan-hutan primer dan sekunder saja, tetapi jenis paku ini banyak
tumbuh di sekitar perkampungan, ladang dan kebun. Apabila diperhatikan, tumbuhnya
sering berasosiasi dengan jenis tumbuhan lain yang memang tumbuh epifit seperti
paku-pakuan lain. Ciri-ciri yang nampak adalah paku ini bercabang banyak dan
bila diperhatikan, percabangannya selalu menggarpu, tinggi yang dapat dicapai
sekitar 0,6 m, batang tersebut berbentuk bulat sampai segitiga, warnanya hijau
sampai hijau muda. Bila sudah dewasa, batang yang bercabang banyak tumbuh
berjumbai. Akar rimpangnya pendek dan menjalar. Kantong sporanya berupa
benjolan-benjolan yang bundar,
bersegitiga, dan berwarna kuning cerah serta tumbuh tidak bertangkai,
bergaris tengah 2-3 mm. Daunnya berukuran kecil sekali yang tersusun 2-3 baris.
C.
Manfaat : Sebagai tanaman hias
D.
Literatur : http://www.freewebs.com/arl_ipb_2006/deskripsi/pakuan.pdf
II.
Divisi Lycopodophyta
ü
Nama Spesies :
a. Licopodium
serratum
ü
Deskripsi : Tumbuhan ini banyak di temukan di daerah hutan tropis dan
sub tropis. Lycopodium serratum ini tumbuh menempel di pohon (epifit), namun
ada pula yang hidup bebas di tanah, pada bebatuan, dan tebing sungai. Batang
naik atau agak menjalar di dasar, dengan tegak bercabang cabang dicotomously
beberapa kali bagian atas beberapa kali bantalan gemmae dekat apex.leaves
eliptic untuk sempit, acuminate di puncak, petiolate, irregullarly bergerigi di
urat margin yang berbeda, dibesarkan di atas; chartaceous twexture tipis, dalam
hijau. sporophylls lanset, kecil, 3-5 mm panjang, konstan pada bagian atas
tanaman, tetapi tidak membentuk kerucut yang berbeda.
b. Licopodium
squarrosum
ü
Deskripsi : Jenis ini termasuk dalam suku Lycopodiaceae. Mempunyai
sinonim Huperzia squarrosa (G. Forster) Trevisan dan Phlegmaria squarrosus (G.
Forster) Löve &Löve. Biasa disebut dengan rock tassel fern, water tassel fern
atau ikur-ikur biang. Tumbuhan ini merupakan jenis epifit, berukuran sedang,
berumpun, menjuntai atau tegak.Batang panjang mencapai 1,5 m, lebar 1,5-2,5 cm,
selalu hijau, beberapa kali bercabang dan percabangannya khasyaitu setiap
cabang bercabang dua lagi. Daun steril bundar telur menyempit sampai memanjang
menggaris, panjang 1,5-2 cm, mirip kawat tetapi tidak kaku, tersusun rapat,
tersebar kecuali di bagian ujung batang. Daun fertil mirip dengan daun steril.
Strobili terdapat di ujung cabang, tidak bercabang, panjang mencapai 20 cm.
Strobili ini mudah dibedakan dengan batang yang berdaun karena ukurannya lebih
kecil. L. squarrosum biasanya tumbuh epifit di pohon-pohon besar dan menempel
pada humus yang tebal. Jenis ini umumnya terdapat di tempat yang agak ternaung
sampai terbuka, pada ketinggian 1.440 m dpl. Jenis ini tersebar di Afrika,
Asia, New Guinea , Australia , dan
Polinesia. Perawakannya yang menawan menjadikan jenis ini berpotensi sebagai
tanaman hias. Masyarakat Karo di Sumatera Utara memanfaatkannya untuk
angin-angin (mengusir setan atau membebaskan diri dari pengaruh santet).
c. Licopedium
cernuum L.
ü
Deskripsi : Tumbuhan paku ini
hidup di tanah. Jenis ini di kenal dengan nama paku kawat karena batangnya yang
kecil menjalar, kaku seperti kawat. Batang tersebut bercabang-cabang tak
beraturan. Daunnya kecil dan tumbuh rapat menutupi batang. Banyak dimanfaatkan
sebagai rangkaian bunga.Tidak halnya paku-pakuan pada umumnya, paku kawat
mempunyai daun yang subur yng tersusun dalam bentuk bulir yang disebut
strobilii. Daun strobilii tumbuh pada akhir percabangan. Strobil ini letaknya
tegak dan bentuknya seperti bumbung. Akhir-akhir ini paku kawat telah mulai di
budidayakan karena kegunaanya sebagai
tanaman hias. Disamping itu dapat pula dipakai sebagai obat batuk dan obat
sesak nafas dengan cara meminum air rebusannya. Selain itu, abu paku kawat
untuk menyembuhkan kulit yang terserang bisul, dengan cara mencampurnya dengan
cuka.dapat pula dimanfaatkan sebagai pengisi bantal atau pengganti bantal. Paku
kawat ini mudah dijumpai karena tumbuhan ini banyak terdapat di daerah tertutup
atau terbuka. Bahkan, tumbuhan ini masih bisa tumbuh di daerah kering dan di
tanah yang kurang subur.
d. Lycopodium
nummularifium L
ü
Deskripsi : Lycopodium nummularifium jenis tumbuhan paku perrenial dan
hidup sebagai epifit di bawah dan melekat pada batang pohon-pohon pada habitat
aslinya, yaitu hutan tropis. Dibandingkan dengan kerabat Lycopodium lain yang tumbuh merumpun
(menggerombol), spesies ini cenderung bertipikal tumbuh menjalar, memanjang
atau menggantung. Batang berbentuk bulat, kecil, keras dan memanjang seperti
kawat (wiry stem). Dua cabang dikotomi (dichotomous branches) terbentuk pada
ujung batang/cabang sebelumnya yang selanjutnya tumbuh menjadi cabang-cabang baru.
Cabang-cabang kemudian dapat tumbuh hingga mencapai tanah dan menjalar
membentuk system perakaran baru (rhizoma). Rhizoma berakar adventif merupakan
bentuk modifikasi batang yang berfungsi selain sebagai alat trasport air dan
nutrient untuk proses photosynthesis, juga sebagai alat perekat tanaman pada tempat
tumbuhnya. Tergantung pada tempat tumbuhnya, rizhoma berakar adventif dapat
menjalar di atas maupun di bawah media tempat tumbuhnya hingga mencapai
kedalaman 5 – 15 cm. Rizhoma-rhizoma ini pun berpotensi untuk membentuk tunas
baru yang kemudian dapat tumbuh menjadi tanaman baru (vegetative reproduction).
Daun kecil (microphyll) berwarna hijau, berbentuk bulat hingga oval
lonjong/lanceolate (scale-like leaves), pipih dengan satu tulang daun yang berada
di tengah helaian. Daun melekat pada segmen-segmen batang yang mirip buku
dengan susunan duduk daun berpasangan dengan sedikit alternasi (opposite,
slightly alternate). Sudut duduk daun berjarak seragam pada batang. Susunan
daun-daun pada batang tanaman overlap linier dengan daun yang lain pada buku
yang berikutnya, sehingga membentuk suatu rangkaian radial mirip mata rantai
dengan bidang datar yang rata. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Asia
Tenggara beriklim tropis, dengan pusat endemik di sekitar semenanjung Melayu,
di Malaysia bagian timur, Indonesia di sekitar Kalimantan hingga Filipina
bagian selatan, Irian dan Papua nugini. Beberapa penelitian eskplorasi
akhir-akhir ini mengindikasikan bahwa Lycopodium nummularifolium juga
diketemukan tumbuh secara alami di hutan-hutan sebelah timur Papua nugini
hingga bagian utara Australia .
Penyebaran secara alami diperkirakan dengan menggunakan spora yang ringan dan
dapat terbang terbawa oleh angin serta dapat bertahan lama hingga mencapai
tempat tumbuh yang kondusif untuk berkecambah.Kerabat-kerabatnya dalam satu
genus, mempunyai area dispersal yang luas hingga ke daratan Amerika yang
beriklim tropis. Dahulu spora Lycopodium yang dikeringkan sering digunakan pada
acara teaterikal. Spora kering ini digunakan untuk memberikan efek seperti
kobaran api. Spora dapat terbakar dengan cepat dan terang, tetapi dengan panas
yang rendah dan aman. Selain spora, bentuk segar tanaman baik berupa untaian
batang potong atau tanaman dalam pot digunakan sebagai tanaman hias, sebagai
filler atau suplemen dalam rangkaian bunga atau tanaman hidup dalam pot maupun
pada taman. Beberapa spesies Lycopodium juga digunakan salah satu bahan pembuat
pembungkus pil/kapsul obat-obatan hingga saat ini. Untuk bahan obat-obatan
spesies ini dijual dalam bentuk tepung. Spesies-spesies tertentu oleh suku
Aborigin juga digunakan sebagai bahan obat-obatan untuk penyakit (homeophatic).
Pada pengobatan modern spesies Lycopodium masih digunakan digunakan untuk
homeophatic. Homeophatic merupakan suatu sistem pengobatan yang aman dan
efektif serta tanapa efek samaping. Cara ini membantu mendorong tubuh untuk
melakukan penyembuhan baik secara fisik, mental maupun emosional Kandungan
bahan/sifat fisik/kimia bagian tanaman Nuansa terang karena daya terbakar spora
yang cepat dengan suhu rendah pada efek teateritikal. Untuk reproduksi seksual,
tanaman ini membentuk organ yang disebut strobilus yang biasanya tumbuh pada
dasar duduk daun (microphyll axils). Sporangium sebagai sebagai tempat sel
induk spora terdapat pada strobilus, berbentuk seperti ginjal. Pada fase
gametofit, spora akan membentuk organ-organ gametangia, seperti arkegonium dan
anteridium sebagai penghasil gamet-gamet jantan dan betina.
e.
Licopodium
phlegmaria L
ü
Deskripsi : Jenis paku ini sangat tahan kekeringan. Dari namanya dapat
diketahui bahwa masih termasuk satu marga dengan kumpai. Seperti jenis-jenis
marga Lycopodium pada umumnya, kumpai pure tumbuh menumpang. Batangnya tumbuh
bergantung dan percabangannya khas yaitu setiap cabang bercabang lagi menjadi
dua. kadang- kadang tumbuhan ini dapat mencapai panjang 0.9 m. Jenis ini mudah
di bedaka dari jenis lainnya dalam marga
lycopedium Karen adaunnya kasar, berbentuk bulat dengan ujungnya yang runcing.
Berbeda dengan kumpai, strobilii kumpai pure membentuk percabangan yang khas
seperti batangnya. Panjang strobilii tersebut mencapai 20 cm. dapat dibedakan
dengan batang yang berdaun dan ukurannya yang lebih kecil sporofilnya pendek
dan bentuknya menyirip. Pada tumbuhan ini mengandung saponin yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan mecuci rambut serta dapat digunakan untuk hiasan
kebun.
f.
Lycopodium
carinatum
ü
Deskripsi : Batang pendoulus panjangnya dapat mencapai lebih dari 50
cm. kadang- kadang memiliki diameter 2-3 mm. Daunnya pendek berbentuk lancet
Subulate di pucuk, penyempitan ke arah dasar, sesil sampai 1,3 panjang, lebar
1,3 mm, seluruh; vena tidak jelas, tekstur chartaceous. Sporophylls sedikit
berbeda dari tropophills, oblong subdeltoid, sampai 5 mm, 1,5 luas, ditempatkan
hanya pada bagian apikal atau kadang ke bawah ke bagian tengah, tidak membentuk
kerucut yang berbeda. Ephypitic pada batang pohon berlumut di hutan evergen
padat sampai dengan 900 m.
g.
Licopodium
hamiltonii
ü
Deskripsi : Batang biasanya gantung, 20-50 cm, bercabang dikotomis
beberapa kali, 1-1,5 mm beberapa kali, 1-1,5 mm diameter pangkalan dekat.
Batang biasanya gantung, 20-50 cm, bercabang dikotomis beberapa kali, 1-1,5 mm
diameter dasar dekat. naik daun, jarang subpatent, lanset, melainkan variabel
dalam bentuk dan ukuran, akut untuk berkumpul di pucuk, penyempitan terhadap
sessile atau setiap dasar segera stalkeed, mereka pada bagian tengah atau lebih
rendah yang terbesar, 1-1,5 cm panjang, 2-5 mm luas, seluruh; vena lebih atau
kurang jelas di bawah; tekstur lembut chartaccous untuk lebih tebal, hijau ke
hijau kekuningan. biasanya lebih kecil daripada tropophylls sporophills, untuk
7 mm, 1.5mm luas, yang konstan yang berkumpul di bagian apikal, tidak membentuk
kerucut yang berbeda, fertille batang biasanya sekitar 1 / 3 di ketebalan yang
sterille yang lain.
h.
Licopodium
piscium
ü
Deskripsi : Mirip dengan L. hamiltonii tetapi dapat dibedakan dari:
daun sangat sempit, linier, paling 1,5 mm luas, margin seringkali rumit;
ramping porsi subur, sekitar 1 mm, sporophylls jauh lebih kecil daripada
tropophills.
i.
Licopodium
clavatum
ü
Deskripsi : Batang utama menjalar, bawah tanah, bercabang tidak
teratur, bantalan daun sempit jarang berdiameter 3-4 mm; udara naik ke batang
tegak, percabangan dikotomus beberapa kali, bantalan denses daun 0,5 -1 cm
diameter termasuk daun. Daun sebenarnya, melengkung di bagian atas,
linier-lanceoplate, berkumpul di pucuk berakhir di setae membranosus panjang
canucosus, 4-6 mm panjang, 0.5-1 mm luas, seluruh, sessile; urat nyaris tidak
terlihat; tekstur seperti kulit, hijau atau hijau kekuningan. kerucut tegak
tangkai 7-15 cm, dengan daun linier jarang tampak lurus, menghasilkan beberapa
kerucut di setiap pucuk dengan tangkai pendek; kerucut silinder, tegak, 3-8 cm
panjang, 4-5 mm; sporophylls lonjong bulat telur, berkumpul di pucuk dengan
membran setaceous, tepi transparan, membran, dentate, sekitar 2,5 mm, 1,5 mm
luas.
ü Manfaat : secara umum lycopodium
banyak dimanfaatkan sebagai hiasan dikebun dan karangan bunga. Dahulu spora
Lycopodium yang dikeringkan sering digunakan pada acara teaterikal. Spora
kering ini digunakan untuk memberikan efek seperti kobaran api. Spora dapat
terbakar dengan cepat dan terang, tetapi dengan panas yang rendah dan aman.
Selain spora, bentuk segar tanaman baik berupa untaian batang potong atau
tanaman dalam pot digunakan sebagai tanaman hias, sebagai filler atau suplemen
dalam rangkaian bunga atau tanaman hidup dalam pot maupun pada taman. Beberapa
spesies Lycopodium juga digunakan salah satu bahan pembuat pembungkus
pil/kapsul obat-obatan hingga saat ini. Untuk bahan obat-obatan spesies ini
dijual dalam bentuk tepung. Spesies-spesies tertentu oleh suku Aborigin juga
digunakan sebagai bahan obat-obatan untuk penyakit (homeophatic). Pada
pengobatan modern spesies Lycopodium masih digunakan digunakan untuk
homeophatic. Homeophatic merupakan suatu sistem pengobatan yang aman dan
efektif serta tanapa efek samaping. Cara ini membantu mendorong tubuh untuk
melakukan penyembuhan baik secara fisik, mental maupun emosional Kandungan
bahan/sifat fisik/kimia bagian tanaman Nuansa terang karena daya terbakar spora
yang cepat dengan suhu rendah pada efek teateritikal. L. Cernuum, yang di Jawa
Barat banyak digunakan dalam pembuatan karangan bunga L. Clavatum, yang
sporanya dikumpulkansebagai serbuk likopodium (pulvis licopodii) yang
dipergunakan sebagai pembalut pil agar tidak lengket satu sama lain. Juga
dipergunakan dalam percobaan Kundt untuk mengukur panjang gelombang suara.
ü Literatur : http://hiddennumb.wordpress.com/2011/04/30/lycopodium/
j.
Selaginella
plana
ü
Deskripsi : di tempat yang teduh biasanya daunnya menjadi kebiruan
sehingga menambah indahnya tumbuhan ini. Perawakan maupun bentuknya serupa rane
halus (Selaginella willdenowii). Hanya saja ukuran daun lebih lebar. Daunnya
kecil-kecil dan tersusun melingkari batangnya. Berbeda dengan rane halus (Selaginella willdenowii) daun-daun suburnya
lebih lancip. Susunannya pun lebih rapat. Batangnya terletak di permukaan tanah
dan kadang-kadang berakar membentuk tanaman baru. Di daerah yang cocok tumbuhan
ini mencapai panjang 1 m. Di antara tumbuhan rasam yang tidak lebat di
lereng-lereng bukit di Jawa Barat, sering dijumpai jenis paku lain yang disebut
rane biru. Tumbuhan ini hanya terdapat di daerah yang lembap dan teduh. Selain
sebagai tanaman hias, rane biru ini telah lama dikenal sebagai obat penasak
darah dan obat ulu hati.
ü Manfaat : Menurut Setyawan AD. (2011) dalam jurnalnya menyatakan
bahwa manfaat dari Genus Selaginella (Selaginellaceae) adalah :
1.
Selaginella adalah bahan baku
obat yang potensial, yang mengandung beragam metabolit sekunder seperti
alkaloid, fenolik (flavonoid), dan terpenoid.
2.
Spesies ini secara tradisional digunakan untuk menyembuhkan beberapa
penyakit terutama untuk luka, nifas, dan gangguan haid. Biflavonoid, suatu
bentuk dimer dari flavonoid, adalah salah satu produk alam yang paling berharga
dari Selaginella, yang meliputi sekurang-kurangnya 13 senyawa, yaitu
amentoflavone, 2′,8”-biapigenin, delicaflavone, ginkgetin, heveaflavone,
hinokiflavone, isocryptomerin, kayaflavone, ochnaflavone, podocarpusflavone A,
robustaflavone, sumaflavone, dan taiwaniaflavone.
3.
Secara ekologis, tumbuhan menggunakan biflavonoid untuk merespon kondisi
lingkungan seperti pertahanan terhadap hama ,
penyakit, herbivora, dan kompetisi, sedangkan manusia menggunakan biflavonoid
secara medis terutama untuk antioksidan, anti-inflamasi, dan anti karsinogenik.
4.
Selaginella juga mengandung trehalosa suatu disakarida yang telah lama
dikenal untuk melindungi dari pengeringan dan memungkinkan bertahan terhadap
tekanan lingkungan hidup yang keras. Senyawa ini sangat berpotensi sebagai
stabilizer molekul dalam industri berbasis sumberdaya hayati.
ü Literatur : http://ayrinz-keea-selaginella.blogspot.com/
- III. Divisi Equisetophyta
Nama spesies :
1.
Tumbuhan bambu air (Equisetum hyemale)
Deskripsi : termasuk anggota genus Equisetum, familia Equisetaceae dari
ordo Equisetales yang merupakan satu-satunya anggota kelas Equisetinae atau
Equisetopsida dari subfilum Sphenopsida yang masih dapat ditemukan dalam
keadaan hidup saat ini. Ordo lainnya seperti Sphenophyllales dan Calamitales
telah punah sehingga hanya dapat dilihat dari fosil yang terbentuk. Genus
Equisetum memiliki anggota kurang lebih 25 spesies. Kata Equisetum berasal dari
kata equus yang berarti kuda dan saeta yang berarti rambut tebal dalam bahasa
Latin. Sehingga tumbuhan yang termasuk genus ini disebut juga paku ekor kuda.
Spesies dari genus ini umumnya tumbuh di lingkungan yang basah seperti kolam
dangkal, daerah pinggiran sungai, atau daerah rawa. Tumbuhan ini rata-rata
berukuran kecil dengan tinggi sekitar 25 – 100 cm dan diameter batang tidak
pernah lebih dari 3 cm, meskipun beberapa anggotanya yang hidup di Amerika yang
beriklim tropis ada yang bisa tumbuh mencapai 6 hingga 8 m (contohnya adalah
Equisetum giganteum dan Equisetum myriochaetum). Anggota dari genus ini dapat
dijumpai di seluruh dunia kecuali Antartika.
Manfaat : Karena kandungan silikatnya yang cukup tinggi pada bagian
batangnya, tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan penyikat. Akhir-akhir
ini, Equisetum hyemale sangat populer digunakan sebagai tanaman hias dan
beberapa spesies dari Equisetum juga dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan.
2. Equisetum
pratense
Deskripsi : disebut juga ekor kuda padang rumput, ekor kuda rindang atau ekor
kuda gelap, merupakan spesies tumbuhan milik divisi paku ekor kuda
(Equisetophyta). Spesies ini dapat ditmukan di hutan yang memiliki tumbuhan
tinggi atau dedaunan yang amat tebal yang dapat memberi keteduhan. Tumbuhan ini
cenderung tumbuh lebih dekat dan lebat di sekitar sungai atau kolam. Sinonim : Equisetum
umbrosum, Equisetum ehrhartii, Equisetum drummondii Hook, Equisetum amphibolium,
Allostelites pretense.
Manfaat : sebagai tanaman hias
Literatur : http://id.wikipedia.org/wiki/Equisetum_pratense
- IV. Divisi Pteridophyta
Ø Nama spesies :
a)
Resam atau rasam (Dicranopteris linearis syn.
Gleichenia linearis)
Ø
Deskripsi : merupakan jenis paku yang besar yang biasa tumbuh pada
tebing-tebing di tepi jalan di pegunungan. Tumbuhan ini mudah dikenal karena
peletakan daunnya yang menyirip berjajar dua dan tangkainya bercabang mendua
(dikotom). Resam dikenal sebagai tumbuhan invasif di beberapa tempat karena
mendominasi permukaan tanah menyebabkan tumbuhan lain terhambat pertumbuhannya.
Tumbuhan ini dapat ditemukan di hampir semua daerah tropik dan subtropis di Asia dan Pasifik. Habitatnya adalah tebing teduh dan
lembap mulai pada ketinggian 200m hingga 1500m di atas permukaan laut. Dulu
tangkai daunnya dipakai sebagai pena. Dalam bahasa Melayu, kata
"resam" juga berarti "kebiasaan" atau "adat",
seperti dalam perumpamaan Resam air ke air, resam minyak ke minyak, yang
berarti biasanya orang lebih suka bergaul kepada bangsanya sendiri daripada
dengan bangsa lain atau bila terjadi perselisihan maka biasanya orang akan berpihak
pada bangsanya, sukunya atau kawannya.
Ø Manfaat : tangkai daunnya dipakai
sebagai pena
Ø Literatur : http://id.wikipedia.org/wiki/Resam
b)
Semanggi atau paku bernama ilmiah Marsilea crenata Presl.
Ø Deskripsi : adalah tanaman yang
termasuk kedalam famili Marsiliaceae. Deskripsi menurut buku flora
(Steenis,dkk. 2005) ( terjemahan)) adalah tumbuhan dengan daun berdiri sendiri
atau dalam berkas, menjari berbilang 4, tangkai daun panjang dan tegak, panjang
2-30 cm, anak daun menyilang, berhadapan, berbentuk baji bulat telur, gundul
atau hampir gundul, dengan panjang 3-22 cm dan lebar 2-18 cm, urat daun rapat
berbentuk kipas, pada air yang tidak dalam muncul diatas air. Biasanya di
temukan di sawah, selokan dan genangan air dangkal.
Ø Manfaat : Tanaman semanggi ini
terkadang di konsumsi oleh sebagian orang sebagai lalapan. Bagi mahasiswa
pengikut mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah sering kali di gunakan sebagai
salah satu sampel praktikum untuk topik Tumbuhan Paku.
Mystino Review - Casinjapan.com
BalasHapusMystino is ミスティーノ a modern 188bet online casino with a modern theme. It is a modern, original and modern casino with a vast selection william hill of table games and casino games. Rating: 9.2/10 · Review by CasinoinJapan.com