Senin, 12 November 2012

Biology - Tumbuhan Paku

KLASIFIKASI TUMBUHAN PAKU

I.            Divisi Psilotophyta


A.    Nama spesies : Psilotum nudum atau Paku Purba


B.     Deskripsi : Di Jawa, tumbuh dua psilotum yang dikenal dengan nama simbar ganyoh ( Psilotum camplanatum ) dan kumpai sapu ( Psilotum nudum ). Perbedaan keduanya terlihat dari segi kegepengan batang dan cara menempelnya pada pohon. Jenis kumpai sapu lebih mudah di jumpai di alam daripada simbar ganyoh. Kumpai sapu tumbuh baik di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi (pegunungan). Dari contoh herbariumnya dapat disimpulkan bahwa ketinggian tempat untuk tumbuh paku tersebut berkisar antara 0-1830 m di atas permukaan laut. Jenis paku ini selain tumbuh menempel pada batang atau sela-sela dahan, tumbuh pula di atas tanah yang berhumus, di batuan kapur atau tanah berbatu di sekitar pantai. Di Pulau Aru jenis ini dijumpai menempel pada pohon bakau dan  di P. Handeuleun serta P. Panaitan tumbuh di daerah pantai pada batuan karang yang sudah tua. Tumbuhnya tidak hanya di hutan-hutan primer dan sekunder saja, tetapi jenis paku ini banyak tumbuh di sekitar perkampungan, ladang dan kebun. Apabila diperhatikan, tumbuhnya sering berasosiasi dengan jenis tumbuhan lain yang memang tumbuh epifit seperti paku-pakuan lain. Ciri-ciri yang nampak adalah paku ini bercabang banyak dan bila diperhatikan, percabangannya selalu menggarpu, tinggi yang dapat dicapai sekitar 0,6 m, batang tersebut berbentuk bulat sampai segitiga, warnanya hijau sampai hijau muda. Bila sudah dewasa, batang yang bercabang banyak tumbuh berjumbai. Akar rimpangnya pendek dan menjalar. Kantong sporanya berupa benjolan-benjolan yang bundar,  bersegitiga, dan berwarna kuning cerah serta tumbuh tidak bertangkai, bergaris tengah 2-3 mm. Daunnya berukuran kecil sekali  yang tersusun 2-3 baris.
C.     Manfaat : Sebagai tanaman hias
D.    Literatur : http://www.freewebs.com/arl_ipb_2006/deskripsi/pakuan.pdf

 II.            Divisi Lycopodophyta

ü  Nama Spesies :

a. Licopodium serratum


ü  Deskripsi : Tumbuhan ini banyak di temukan di daerah hutan tropis dan sub tropis. Lycopodium serratum ini tumbuh menempel di pohon (epifit), namun ada pula yang hidup bebas di tanah, pada bebatuan, dan tebing sungai. Batang naik atau agak menjalar di dasar, dengan tegak bercabang cabang dicotomously beberapa kali bagian atas beberapa kali bantalan gemmae dekat apex.leaves eliptic untuk sempit, acuminate di puncak, petiolate, irregullarly bergerigi di urat margin yang berbeda, dibesarkan di atas; chartaceous twexture tipis, dalam hijau. sporophylls lanset, kecil, 3-5 mm panjang, konstan pada bagian atas tanaman, tetapi tidak membentuk kerucut yang berbeda.
b. Licopodium squarrosum

ü  Deskripsi : Jenis ini termasuk dalam suku Lycopodiaceae. Mempunyai sinonim Huperzia squarrosa (G. Forster) Trevisan dan Phlegmaria squarrosus (G. Forster) Löve &Löve. Biasa disebut dengan rock tassel fern, water tassel fern atau ikur-ikur biang. Tumbuhan ini merupakan jenis epifit, berukuran sedang, berumpun, menjuntai atau tegak.Batang panjang mencapai 1,5 m, lebar 1,5-2,5 cm, selalu hijau, beberapa kali bercabang dan percabangannya khasyaitu setiap cabang bercabang dua lagi. Daun steril bundar telur menyempit sampai memanjang menggaris, panjang 1,5-2 cm, mirip kawat tetapi tidak kaku, tersusun rapat, tersebar kecuali di bagian ujung batang. Daun fertil mirip dengan daun steril. Strobili terdapat di ujung cabang, tidak bercabang, panjang mencapai 20 cm. Strobili ini mudah dibedakan dengan batang yang berdaun karena ukurannya lebih kecil. L. squarrosum biasanya tumbuh epifit di pohon-pohon besar dan menempel pada humus yang tebal. Jenis ini umumnya terdapat di tempat yang agak ternaung sampai terbuka, pada ketinggian 1.440 m dpl. Jenis ini tersebar di Afrika, Asia, New Guinea, Australia, dan Polinesia. Perawakannya yang menawan menjadikan jenis ini berpotensi sebagai tanaman hias. Masyarakat Karo di Sumatera Utara memanfaatkannya untuk angin-angin (mengusir setan atau membebaskan diri dari pengaruh santet).
c. Licopedium cernuum L.


ü  Deskripsi : Tumbuhan  paku ini hidup di tanah. Jenis ini di kenal dengan nama paku kawat karena batangnya yang kecil menjalar, kaku seperti kawat. Batang tersebut bercabang-cabang tak beraturan. Daunnya kecil dan tumbuh rapat menutupi batang. Banyak dimanfaatkan sebagai rangkaian bunga.Tidak halnya paku-pakuan pada umumnya, paku kawat mempunyai daun yang subur yng tersusun dalam bentuk bulir yang disebut strobilii. Daun strobilii tumbuh pada akhir percabangan. Strobil ini letaknya tegak dan bentuknya seperti bumbung. Akhir-akhir ini paku kawat telah mulai di budidayakan   karena kegunaanya sebagai tanaman hias. Disamping itu dapat pula dipakai sebagai obat batuk dan obat sesak nafas dengan cara meminum air rebusannya. Selain itu, abu paku kawat untuk menyembuhkan kulit yang terserang bisul, dengan cara mencampurnya dengan cuka.dapat pula dimanfaatkan sebagai pengisi bantal atau pengganti bantal. Paku kawat ini mudah dijumpai karena tumbuhan ini banyak terdapat di daerah tertutup atau terbuka. Bahkan, tumbuhan ini masih bisa tumbuh di daerah kering dan di tanah yang kurang subur.

d. Lycopodium nummularifium L


ü  Deskripsi : Lycopodium nummularifium jenis tumbuhan paku perrenial dan hidup sebagai epifit di bawah dan melekat pada batang pohon-pohon pada habitat aslinya, yaitu hutan tropis. Dibandingkan dengan kerabat  Lycopodium lain yang tumbuh merumpun (menggerombol), spesies ini cenderung bertipikal tumbuh menjalar, memanjang atau menggantung. Batang berbentuk bulat, kecil, keras dan memanjang seperti kawat (wiry stem). Dua cabang dikotomi (dichotomous branches) terbentuk pada ujung batang/cabang sebelumnya yang selanjutnya tumbuh menjadi cabang-cabang baru. Cabang-cabang kemudian dapat tumbuh hingga mencapai tanah dan menjalar membentuk system perakaran baru (rhizoma). Rhizoma berakar adventif merupakan bentuk modifikasi batang yang berfungsi selain sebagai alat trasport air dan nutrient untuk proses photosynthesis, juga sebagai alat perekat tanaman pada tempat tumbuhnya. Tergantung pada tempat tumbuhnya, rizhoma berakar adventif dapat menjalar di atas maupun di bawah media tempat tumbuhnya hingga mencapai kedalaman 5 – 15 cm. Rizhoma-rhizoma ini pun berpotensi untuk membentuk tunas baru yang kemudian dapat tumbuh menjadi tanaman baru (vegetative reproduction). Daun kecil (microphyll) berwarna hijau, berbentuk bulat hingga oval lonjong/lanceolate (scale-like leaves), pipih dengan satu tulang daun yang berada di tengah helaian. Daun melekat pada segmen-segmen batang yang mirip buku dengan susunan duduk daun berpasangan dengan sedikit alternasi (opposite, slightly alternate). Sudut duduk daun berjarak seragam pada batang. Susunan daun-daun pada batang tanaman overlap linier dengan daun yang lain pada buku yang berikutnya, sehingga membentuk suatu rangkaian radial mirip mata rantai dengan bidang datar yang rata. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Asia Tenggara beriklim tropis, dengan pusat endemik di sekitar semenanjung Melayu, di Malaysia bagian timur, Indonesia di sekitar Kalimantan hingga Filipina bagian selatan, Irian dan Papua nugini. Beberapa penelitian eskplorasi akhir-akhir ini mengindikasikan bahwa Lycopodium nummularifolium juga diketemukan tumbuh secara alami di hutan-hutan sebelah timur Papua nugini hingga bagian utara Australia. Penyebaran secara alami diperkirakan dengan menggunakan spora yang ringan dan dapat terbang terbawa oleh angin serta dapat bertahan lama hingga mencapai tempat tumbuh yang kondusif untuk berkecambah.Kerabat-kerabatnya dalam satu genus, mempunyai area dispersal yang luas hingga ke daratan Amerika yang beriklim tropis. Dahulu spora Lycopodium yang dikeringkan sering digunakan pada acara teaterikal. Spora kering ini digunakan untuk memberikan efek seperti kobaran api. Spora dapat terbakar dengan cepat dan terang, tetapi dengan panas yang rendah dan aman. Selain spora, bentuk segar tanaman baik berupa untaian batang potong atau tanaman dalam pot digunakan sebagai tanaman hias, sebagai filler atau suplemen dalam rangkaian bunga atau tanaman hidup dalam pot maupun pada taman. Beberapa spesies Lycopodium juga digunakan salah satu bahan pembuat pembungkus pil/kapsul obat-obatan hingga saat ini. Untuk bahan obat-obatan spesies ini dijual dalam bentuk tepung. Spesies-spesies tertentu oleh suku Aborigin juga digunakan sebagai bahan obat-obatan untuk penyakit (homeophatic). Pada pengobatan modern spesies Lycopodium masih digunakan digunakan untuk homeophatic. Homeophatic merupakan suatu sistem pengobatan yang aman dan efektif serta tanapa efek samaping. Cara ini membantu mendorong tubuh untuk melakukan penyembuhan baik secara fisik, mental maupun emosional Kandungan bahan/sifat fisik/kimia bagian tanaman Nuansa terang karena daya terbakar spora yang cepat dengan suhu rendah pada efek teateritikal. Untuk reproduksi seksual, tanaman ini membentuk organ yang disebut strobilus yang biasanya tumbuh pada dasar duduk daun (microphyll axils). Sporangium sebagai sebagai tempat sel induk spora terdapat pada strobilus, berbentuk seperti ginjal. Pada fase gametofit, spora akan membentuk organ-organ gametangia, seperti arkegonium dan anteridium sebagai penghasil gamet-gamet jantan dan betina.

                     e. Licopodium phlegmaria L


ü  Deskripsi : Jenis paku ini sangat tahan kekeringan. Dari namanya dapat diketahui bahwa masih termasuk satu marga dengan kumpai. Seperti jenis-jenis marga Lycopodium pada umumnya, kumpai pure tumbuh menumpang. Batangnya tumbuh bergantung dan percabangannya khas yaitu setiap cabang bercabang lagi menjadi dua. kadang- kadang tumbuhan ini dapat mencapai panjang 0.9 m. Jenis ini mudah di bedaka dari jenis lainnya  dalam marga lycopedium Karen adaunnya kasar, berbentuk bulat dengan ujungnya yang runcing. Berbeda dengan kumpai, strobilii kumpai pure membentuk percabangan yang khas seperti batangnya. Panjang strobilii tersebut mencapai 20 cm. dapat dibedakan dengan batang yang berdaun dan ukurannya yang lebih kecil sporofilnya pendek dan bentuknya menyirip. Pada tumbuhan ini mengandung saponin yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan mecuci rambut serta dapat digunakan untuk hiasan kebun.

                        f. Lycopodium carinatum


ü  Deskripsi : Batang pendoulus panjangnya dapat mencapai lebih dari 50 cm. kadang- kadang memiliki diameter 2-3 mm. Daunnya pendek berbentuk lancet Subulate di pucuk, penyempitan ke arah dasar, sesil sampai 1,3 panjang, lebar 1,3 mm, seluruh; vena tidak jelas, tekstur chartaceous. Sporophylls sedikit berbeda dari tropophills, oblong subdeltoid, sampai 5 mm, 1,5 luas, ditempatkan hanya pada bagian apikal atau kadang ke bawah ke bagian tengah, tidak membentuk kerucut yang berbeda. Ephypitic pada batang pohon berlumut di hutan evergen padat sampai dengan 900 m.

                        g. Licopodium hamiltonii 


ü  Deskripsi : Batang biasanya gantung, 20-50 cm, bercabang dikotomis beberapa kali, 1-1,5 mm beberapa kali, 1-1,5 mm diameter pangkalan dekat. Batang biasanya gantung, 20-50 cm, bercabang dikotomis beberapa kali, 1-1,5 mm diameter dasar dekat. naik daun, jarang subpatent, lanset, melainkan variabel dalam bentuk dan ukuran, akut untuk berkumpul di pucuk, penyempitan terhadap sessile atau setiap dasar segera stalkeed, mereka pada bagian tengah atau lebih rendah yang terbesar, 1-1,5 cm panjang, 2-5 mm luas, seluruh; vena lebih atau kurang jelas di bawah; tekstur lembut chartaccous untuk lebih tebal, hijau ke hijau kekuningan. biasanya lebih kecil daripada tropophylls sporophills, untuk 7 mm, 1.5mm luas, yang konstan yang berkumpul di bagian apikal, tidak membentuk kerucut yang berbeda, fertille batang biasanya sekitar 1 / 3 di ketebalan yang sterille yang lain.

                        h. Licopodium piscium


ü  Deskripsi : Mirip dengan L. hamiltonii tetapi dapat dibedakan dari: daun sangat sempit, linier, paling 1,5 mm luas, margin seringkali rumit; ramping porsi subur, sekitar 1 mm, sporophylls jauh lebih kecil daripada tropophills.

                        i. Licopodium clavatum


ü  Deskripsi : Batang utama menjalar, bawah tanah, bercabang tidak teratur, bantalan daun sempit jarang berdiameter 3-4 mm; udara naik ke batang tegak, percabangan dikotomus beberapa kali, bantalan denses daun 0,5 -1 cm diameter termasuk daun. Daun sebenarnya, melengkung di bagian atas, linier-lanceoplate, berkumpul di pucuk berakhir di setae membranosus panjang canucosus, 4-6 mm panjang, 0.5-1 mm luas, seluruh, sessile; urat nyaris tidak terlihat; tekstur seperti kulit, hijau atau hijau kekuningan. kerucut tegak tangkai 7-15 cm, dengan daun linier jarang tampak lurus, menghasilkan beberapa kerucut di setiap pucuk dengan tangkai pendek; kerucut silinder, tegak, 3-8 cm panjang, 4-5 mm; sporophylls lonjong bulat telur, berkumpul di pucuk dengan membran setaceous, tepi transparan, membran, dentate, sekitar 2,5 mm, 1,5 mm luas.
ü  Manfaat : secara umum lycopodium banyak dimanfaatkan sebagai hiasan dikebun dan karangan bunga. Dahulu spora Lycopodium yang dikeringkan sering digunakan pada acara teaterikal. Spora kering ini digunakan untuk memberikan efek seperti kobaran api. Spora dapat terbakar dengan cepat dan terang, tetapi dengan panas yang rendah dan aman. Selain spora, bentuk segar tanaman baik berupa untaian batang potong atau tanaman dalam pot digunakan sebagai tanaman hias, sebagai filler atau suplemen dalam rangkaian bunga atau tanaman hidup dalam pot maupun pada taman. Beberapa spesies Lycopodium juga digunakan salah satu bahan pembuat pembungkus pil/kapsul obat-obatan hingga saat ini. Untuk bahan obat-obatan spesies ini dijual dalam bentuk tepung. Spesies-spesies tertentu oleh suku Aborigin juga digunakan sebagai bahan obat-obatan untuk penyakit (homeophatic). Pada pengobatan modern spesies Lycopodium masih digunakan digunakan untuk homeophatic. Homeophatic merupakan suatu sistem pengobatan yang aman dan efektif serta tanapa efek samaping. Cara ini membantu mendorong tubuh untuk melakukan penyembuhan baik secara fisik, mental maupun emosional Kandungan bahan/sifat fisik/kimia bagian tanaman Nuansa terang karena daya terbakar spora yang cepat dengan suhu rendah pada efek teateritikal. L. Cernuum, yang di Jawa Barat banyak digunakan dalam pembuatan karangan bunga L. Clavatum, yang sporanya dikumpulkansebagai serbuk likopodium (pulvis licopodii) yang dipergunakan sebagai pembalut pil agar tidak lengket satu sama lain. Juga dipergunakan dalam percobaan Kundt untuk mengukur panjang gelombang suara.

                        j. Selaginella plana


ü  Deskripsi : di tempat yang teduh biasanya daunnya menjadi kebiruan sehingga menambah indahnya tumbuhan ini. Perawakan maupun bentuknya serupa rane halus (Selaginella willdenowii). Hanya saja ukuran daun lebih lebar. Daunnya kecil-kecil dan tersusun melingkari batangnya. Berbeda dengan rane halus  (Selaginella willdenowii) daun-daun suburnya lebih lancip. Susunannya pun lebih rapat. Batangnya terletak di permukaan tanah dan kadang-kadang berakar membentuk tanaman baru. Di daerah yang cocok tumbuhan ini mencapai panjang 1 m. Di antara tumbuhan rasam yang tidak lebat di lereng-lereng bukit di Jawa Barat, sering dijumpai jenis paku lain yang disebut rane biru. Tumbuhan ini hanya terdapat di daerah yang lembap dan teduh. Selain sebagai tanaman hias, rane biru ini telah lama dikenal sebagai obat penasak darah dan obat ulu hati.
         
ü  Manfaat : Menurut  Setyawan AD. (2011) dalam jurnalnya menyatakan bahwa manfaat dari Genus Selaginella (Selaginellaceae) adalah :
1.      Selaginella adalah bahan baku obat yang potensial, yang mengandung beragam metabolit sekunder seperti alkaloid, fenolik (flavonoid), dan terpenoid.
2.      Spesies ini secara tradisional digunakan untuk menyembuhkan beberapa penyakit terutama untuk luka, nifas, dan gangguan haid. Biflavonoid, suatu bentuk dimer dari flavonoid, adalah salah satu produk alam yang paling berharga dari Selaginella, yang meliputi sekurang-kurangnya 13 senyawa, yaitu amentoflavone, 2′,8”-biapigenin, delicaflavone, ginkgetin, heveaflavone, hinokiflavone, isocryptomerin, kayaflavone, ochnaflavone, podocarpusflavone A, robustaflavone, sumaflavone, dan taiwaniaflavone.
3.      Secara ekologis, tumbuhan menggunakan biflavonoid untuk merespon kondisi lingkungan seperti pertahanan terhadap hama, penyakit, herbivora, dan kompetisi, sedangkan manusia menggunakan biflavonoid secara medis terutama untuk antioksidan, anti-inflamasi, dan anti karsinogenik.
4.      Selaginella juga mengandung trehalosa suatu disakarida yang telah lama dikenal untuk melindungi dari pengeringan dan memungkinkan bertahan terhadap tekanan lingkungan hidup yang keras. Senyawa ini sangat berpotensi sebagai stabilizer molekul dalam industri berbasis sumberdaya hayati.


  •  III.            Divisi Equisetophyta

*      Nama spesies :
1.      Tumbuhan bambu air (Equisetum hyemale)

*      Deskripsi : termasuk anggota genus Equisetum, familia Equisetaceae dari ordo Equisetales yang merupakan satu-satunya anggota kelas Equisetinae atau Equisetopsida dari subfilum Sphenopsida yang masih dapat ditemukan dalam keadaan hidup saat ini. Ordo lainnya seperti Sphenophyllales dan Calamitales telah punah sehingga hanya dapat dilihat dari fosil yang terbentuk. Genus Equisetum memiliki anggota kurang lebih 25 spesies. Kata Equisetum berasal dari kata equus yang berarti kuda dan saeta yang berarti rambut tebal dalam bahasa Latin. Sehingga tumbuhan yang termasuk genus ini disebut juga paku ekor kuda. Spesies dari genus ini umumnya tumbuh di lingkungan yang basah seperti kolam dangkal, daerah pinggiran sungai, atau daerah rawa. Tumbuhan ini rata-rata berukuran kecil dengan tinggi sekitar 25 – 100 cm dan diameter batang tidak pernah lebih dari 3 cm, meskipun beberapa anggotanya yang hidup di Amerika yang beriklim tropis ada yang bisa tumbuh mencapai 6 hingga 8 m (contohnya adalah Equisetum giganteum dan Equisetum myriochaetum). Anggota dari genus ini dapat dijumpai di seluruh dunia kecuali Antartika.
*      Manfaat : Karena kandungan silikatnya yang cukup tinggi pada bagian batangnya, tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan penyikat. Akhir-akhir ini, Equisetum hyemale sangat populer digunakan sebagai tanaman hias dan beberapa spesies dari Equisetum juga dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan.

2.      Equisetum pratense

*      Deskripsi : disebut juga ekor kuda padang rumput, ekor kuda rindang atau ekor kuda gelap, merupakan spesies tumbuhan milik divisi paku ekor kuda (Equisetophyta). Spesies ini dapat ditmukan di hutan yang memiliki tumbuhan tinggi atau dedaunan yang amat tebal yang dapat memberi keteduhan. Tumbuhan ini cenderung tumbuh lebih dekat dan lebat di sekitar sungai atau kolam. Sinonim : Equisetum umbrosum, Equisetum ehrhartii, Equisetum drummondii Hook, Equisetum amphibolium, Allostelites pretense.
*      Manfaat : sebagai tanaman hias


  •  IV.            Divisi Pteridophyta

Ø  Nama spesies :
a)      Resam atau rasam (Dicranopteris linearis syn. Gleichenia linearis)


Ø  Deskripsi : merupakan jenis paku yang besar yang biasa tumbuh pada tebing-tebing di tepi jalan di pegunungan. Tumbuhan ini mudah dikenal karena peletakan daunnya yang menyirip berjajar dua dan tangkainya bercabang mendua (dikotom). Resam dikenal sebagai tumbuhan invasif di beberapa tempat karena mendominasi permukaan tanah menyebabkan tumbuhan lain terhambat pertumbuhannya. Tumbuhan ini dapat ditemukan di hampir semua daerah tropik dan subtropis di Asia dan Pasifik. Habitatnya adalah tebing teduh dan lembap mulai pada ketinggian 200m hingga 1500m di atas permukaan laut. Dulu tangkai daunnya dipakai sebagai pena. Dalam bahasa Melayu, kata "resam" juga berarti "kebiasaan" atau "adat", seperti dalam perumpamaan Resam air ke air, resam minyak ke minyak, yang berarti biasanya orang lebih suka bergaul kepada bangsanya sendiri daripada dengan bangsa lain atau bila terjadi perselisihan maka biasanya orang akan berpihak pada bangsanya, sukunya atau kawannya.
Ø  Manfaat : tangkai daunnya dipakai sebagai pena
b)      Semanggi atau paku bernama ilmiah Marsilea crenata Presl.

Ø  Deskripsi : adalah tanaman yang termasuk kedalam famili Marsiliaceae. Deskripsi menurut buku flora (Steenis,dkk. 2005) ( terjemahan)) adalah tumbuhan dengan daun berdiri sendiri atau dalam berkas, menjari berbilang 4, tangkai daun panjang dan tegak, panjang 2-30 cm, anak daun menyilang, berhadapan, berbentuk baji bulat telur, gundul atau hampir gundul, dengan panjang 3-22 cm dan lebar 2-18 cm, urat daun rapat berbentuk kipas, pada air yang tidak dalam muncul diatas air. Biasanya di temukan di sawah, selokan dan genangan air dangkal.
Ø  Manfaat : Tanaman semanggi ini terkadang di konsumsi oleh sebagian orang sebagai lalapan. Bagi mahasiswa pengikut mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah sering kali di gunakan sebagai salah satu sampel praktikum untuk topik Tumbuhan Paku.

1 komentar:

  1. Mystino Review - Casinjapan.com
    Mystino is ミスティーノ a modern 188bet online casino with a modern theme. It is a modern, original and modern casino with a vast selection william hill of table games and casino games. Rating: 9.2/10 · ‎Review by CasinoinJapan.com

    BalasHapus